Minggu, 04 Januari 2009

Ratapan hati rakyat Palestina



Bismillahi rahmani rahim,Segala puji bagi Allah Tuhan yang maha Esa dan Shalawat serta salam untuk junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.Wahai saudaraku kita sudah mendengar berita-berita di Internet,Televisi dan Koran-koran tentang agresi Israel yang membabi buta.Sudah 250 jiwa yang meninggal dunia ribuan jiwa luka parah.Perlu berapa Korban jiwa lagi yang harus menjadi tumbal zionis Israil.Konflik yang tiada henti-hentinya yang sudah berjalan 60 tahun ini.Wahai saudara-saudariku diPalestine aku mendengar Tangisanmu,tapi apa daya aku sekarang ini.Sedangkan orang yang mempunyai kekuasaan juga tidak mampu menyelesaikan masalah ini.Wahai Hamas dan Fatah bersatulah kalian untuk mewujudkan mimpi Palestine yang merdeka,aman dan sejahtera.Untuk sementara singkirkan konflik politik kalian demi kemerdekaan Palestine.Wahai petinggi-tinggi negara Arab kalian harus berkomitmen untuk konflik Palestine ini.Dimana rasa persaudaraan sesama Islam anda yang hanya untuk kepentingan pribadi dan golongan rela menjual iman anda bersekutu dengan Yahudi dan Amerika.Sedangkan kalian melihat dan mendengar jeritan tangis saudara kalian di Palistine. Yang rela mengorbankan nyawa mereka demi Iman.
Konflik israel dan Palistine sudah berjalan 60 tahun.Dimana konflik ini mulai sejak Israel,Amerika,Inggris,dan Perancis berencara untuk membuat negara Israel di wilayah Arab.Yang lebih sedihnya lagi ada beberapa Raja-raja negara Arab menjual Iman mereka untuk bersekutu mendukungnya.Sedangkan akibat dosanya beberapa raja-raja Arab kita liat sudah beberapa juta korban jiwa akibat konflik israel dengan Palestine,Mesir,Libanon,Syiriah,dan Lain-lain.Sejak pendudukan Israel dibeberapa wilayah jazirah Arab yang sudah banyak memakan korban jiwa ini tanggapan dari PBB hanya sekedar wacana aja.Sedangkan kenyataan dilapangan hanya mengirimkan Pasukan Keamanan dari PBB saja.
Saudaraku saya minta komentar dari kalian untuk bagaimana cara penyelesaian konflik palistine ini,sedangkan menurut pendapat saya yaitu:
Menurut saran saya untuk menyelesaikan konflik ini:
1.Arab harus bersatu.
2.Perlu adanya pertemuaan antara Palestine dan Israil untuk menentukan batas wilayah.Perjanjian di PBB.
3.PBB harus komitmen dalam penyelesaian konflik ini.
4.Konflik intren Palistine antara Hamas dan Fatah untuk sementara disingkirkan dahulu untuk membentuk negara Palistine yang merdeka.
5.Negara-negara Islam yang bergabung di PBB harus berani menentukan sikap dalam menyelesaikan konflik ini.

Kamis, 01 Januari 2009

Apakah Kristen agama Samawi?



Saya membuat judul ini agar saudara-saudara kau mengetahui perbadaan antara Nasrani dan Kristen.
Nasrani adalah agama yang di bawah oleh Isa as.Yang ajaran-ajaran menyangkitu tentang Tauuhid,menurut sejarah agama Nasrani berasal dari daerah Nasran Jerusalem dimana Nabi Isa as dilahirkan,Kiblatnya berkiblat di jerusalem(masjil aqsha,sedangkan isi dari Ajaran Nasrani adalah :
1.Isa mengesakan Allah
2.Isa di khitan(sunat)
3.Isa mengharamkan minum Khamar
4.Isa me ngharamkan berzina
5.Isa wafat menggunakan kain Kafan
6.Isa mengaramkan daging Babi

Kristen adalah agama yang diciptakan Paulus pengikut Nabi Isa yang berkianat. Paulus adalah keturunan Ayahnya seorang Romawi dan Ibunya seorang yahudi.Orang kristen berkiblat di Vatikan Romawi sedangkan ajaran Kristen adalah:
1.Isa adalah Tuhan
2.Tidak sunat tidak apa-apa
3.Minum khmat halal
4.Makan Babi halal
5.Zina boleh saja
6.Meninggal pakai baju pengantin

Perlu saudara-saudara ketahui Bahwa nasrani dan kristen itu beda,Ketahui sebenarnya hal ini banyak ditutup-tutupi petunggi-tinggi Vatikan demi konsep Politiknya.sesunguhnya mereka menyamakan Nasrani dan Kristen.kristen dan Nasrani itu berbeda.
Setelah Kewafatan nabi Isa, pengikut nabi Isa(Nasrani) di bantai oleh pengikut Paulus(Kristen) demi kepentingan Politik Romawi
dan agama Romawi tersebut.Sesunguhnya Kristen itu bukan agama Samawi (Agama yang diturunkan dari langit).Kristen adalah agama ciptaan dari Paulus.
Sekarang mungkin pendapat saya Umat Nasrani(pengikut nabi Isa yang Lurus mugkin sudah tidak ada lagi).Kesimpulannya kita harus memberikan dan membedakan Nasrani dan Kristen.Sekarang agama Nasrani itu tidak ada atau saya pikir sudah musnah.
sedangkan yang kita ketahui sekarang Bahwa Kristen tetaplah Kristen bukan Nasrani . Jadi Kristen bukanlah Agama Samawi atau Agama langit.

Minggu, 28 Desember 2008

Selamat Tahun Baru Hijriah 1430H

Selamat tahun baru 1430 H semoga dosa tahun lalu dan dosa di tahun yang akan datang di ampunkan oleh Allah Swt.Tak terasa umur kita bertambah,semoga di tahun baru ini Allah SWT memberikan kita ketentraman hidup dan mengngabulkan segala doa-doa kita mengikat di tahun baru islam dimana Nabi Muhammad SWT, pindah dari Kota Mekkah dan Hijrah ke Kota Madinah Al-Munawwarah.Semoga aku Hijrah juga dari segala yang perbuatan membuat berdosa ke segala perbuatan yang mendatangkan pahala Amien Ya Rabbal alamin..
Memyikapi Tahun baru hijriah dimana anak-anak remaja islam, sekarang banyak yang kurang tahu bahkan sama sekali tidak tahu. Sedangkan mereka lebih memeriakan tahun baru masehi.Mungkin Remaja kita sekarang sudah terpengaruh budaya barat budaya dari Nasrani dan Yahudi.Makanya remaja kita sekarang mentalnya banyak yang rusak.Melakukan penyimpangan seksual,Narkoba,dan masih banyak lainnya. perlu kita ketahahui teman orang Nasrani dan Yahudi melaui bermacam segala cara dan daya upaya ingin merusak mental generasi muda Islam dengan cara membuat Film Porno,Website porno,dan menyuplai narkotika.
Perlu kita ketahui beberapa generasi muda kita melakukan penyimpangan seksual dan terbelenggu Narkoba. dan kita ketahui saudara-saudariku berapa banyak anak muda kita yang mati karena narkoba dan gila kerena narkona itu.
Bagi saudara-saudaraku perlu kita jadikan di Tahun Baru Islam Kita kuatkan mental generasi muda Islam.Semoga Allah Swt memberi rahmat kepada kita kita semua amin Ya rabbal alamin

Rabu, 24 Desember 2008

Pontianak punye cerite


Pontianak ada beberapa sejarah yang mengatakan Kota Pontianak sebelum menjadi kota dahulunya Pontianak di huni oleh hantu Puntianak yang kita kenal sebagai Kuntilanak. Sejarah berdirinya Kota Pontianak tidak lepas dari hubungan dengan dari Kota Mempawah.
Kenapa saya berkata begitu karena Keraton Pontianak dengan Keraton Mempawah mempunyai hubungan kerabat yang dekat antara perkawinan Sultan Syarif Abdurrahman Al-Qadrie dan Utin Cindramidi anak dari Raja Mempawah yaitu Opu Daeng Manambon Raja Mempawah Keturunan Bugis.Opu Daeng Manambon dulunya Raja yang belum menganut Islam, semenjak belau menganut islam beliau mengangkat Habib Husein Al-Qadrie sebagai mufti Kerajaan Amantubillah( Kerajaan Mempawah). Habib Husein Al-Qadrie adalah ayah dari Sultan Syarif Abdurrahman Pendiri Kerajaan Pontianak, beliau adalah nashab keturunannya sampai kepada Nabi Muhammad SAW dari nashab saydinna Husein. beliau adalah penyebar agama islam dari Yaman Hadralmaut.
Setelah menikah sultan Syarif Abrurrahman Al-Qadrie hijrah ke Pontianak yang dulunya belum diberi nama Pontianak. Beliau belayar selama 14 hari setelah sampai di pertemuan 2 sungai antara sungai Kapuas dan Sungai Landak beliau mendapatkan ilham untuk membangun Kerajaan dan membangun Masjid , tetapi beliau di ganggu oleh hantu kuntilanak dan akhirnya beliau menembakan meriam sebanyak 2 kali tembakan . tembakan pertama dijadikan untuk membangun masjid , dan sekarang masjid ini dikenal sebagai Masjid Jammi Sultan Syarif Abdurrahman dan tembakan dijadikan untuk membanun sebuah Istana Kerajaan yang dikenal Sebagai Istana(Keraton) Kadriah. Yang nama Kadriah diambil dari nama Al-Qadrie yaitu nama marga dari Sultan Syarif Abrurrahman. Pontianak didirkan pada tanggal 24 Rajab 1181 Hijriah yang bertepatan pada tanggal 23 Oktober 1771 Masehi, Tahun 1192 Hijriah, Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai Sultan Pontianak Pertama. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Mesjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Kadariah, yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.

Adapun Sultan yang pernah memegang tampuk Pemerintahan Kesultanan Pontianak:
1. Syarif Abdurrahman Alkadrie memerintah dari tahun 1771-1808
2. Syarif Kasim Alkadrie memerintah dari tahun 1808-1819.
3. Syarif Osman Alkadrie memerintah dari tahun 1819-1855.
4. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tahun 1855-1872.
5. Syarif Yusuf Alkadrie memerintah dari tahun 1872-1895.
6. Syarif Muhammad Alkadrie memerintah dari tahun 1895-1944.
7. Syarif Thaha Alkadrie memerintah dari tahun 1944-1945.
8. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tabun 1945-1950.

Selasa, 23 Desember 2008

Ada Apa Dengan Ideologi Nasionalisme?

Semenjak runtuhnya tatanan kenegaraan Islam alias Khilafah Islamiyyah pada tahun 1924 atau 1342 Hijriyyah, maka dunia menyaksikan berdirinya berbagai Nation State atau Negara Kebangsaan. Bangsa-bangsa Muslim membangun negara di negerinya masing-masing dengan menjadikan nasionalisme sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. Suatu perubahan yang sangat signifikan dan mendasar jika dibandingkan dengan tatanan kenegaraan sebelumnya dimana Khilafah Islamiyyah menjadi sebuah sistem yang mempersatukan segenap ummat Islam berdasarkan kesatuan aqidah Islamiyyah dan dengan sendirinya kesatuan fikrah Islamiyyah alias ideologi Islam.

Dalam tatanan kenegaraan Negara Kebangsaan faktor bangsa menjadi sebab persatuan dan kesatuan. Sedangkan dalam sistem Khilafah Islamiyyah faktor Islam sebagai keyakinan dan ideologi menjadi sebab persatuan dan kesatuan. Maka dengan sendirinya kita menyaksikan mengapa sejak munculnya berbagai Nation State di tengah kehidupan bernegara ummat Islam terjadilah degradasi penghayatan Islam sebagai ideologi dan peningkatan penghayatan ideologi kebangsaan di dalam diri banyak ummat Islam.

Sesungguhnya Islam tidak menafikan kehadiran bangsa dalam kehidupan ummat manusia. Hadirnya aneka jenis bangsa adalah suatu keniscayaan dalam realitas sosial masyarakat dunia. Al-Qur’an mengakui kenyataan ini.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ta’aala ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah ta’aala Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat ayat 13)

Namun Islam tidak pernah memandang bahwa mulia-hinanya seseorang atau sekelompok orang ditentukan oleh faktor bangsa. Lain halnya dengan urusan taqwa dan aqidah. Islam sangat peduli dengan beriman-tidaknya seseorang atau sekelompok orang. Suatu masyarakat yang terdiri atas kumpulan orang-orang beriman dipandang sebagai masyarakat yang mulia di mata Allah ta’aala. Sedangkan masyarakat yang ingkar alias kafir adalah masyarakat yang hina di mata Allah ta’aala, betapapun secara material dan teknologi ia merupakan masyarakat maju.

إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ

“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh keni'matan di sisi Tuhannya. Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)? Mengapa kamu (berbuat demikian): bagaimanakah kamu mengambil keputusan?” (QS Al-Qolam ayat 34-36)

Khilafah Islamiyyah merupakan tatanan kehidupan bernegara ummat Islam yang mempersatukan segenap kaum muslimin dari ujung timur hingga ujung barat bumi Allah ta’aala. Penghayatan siapa yang menjadi in-group atau out-group ummat adalah aqidah Islamiyah. Sedangkan dalam kehidupan Negara Kebangsaan maka siapa yang dianggap sebagai in-group bangsa adalah siapapun, apapun keyakinan dan agamanya, asalkan ia sebangsa dan setanah-air, maka ia dianggap sebagai saudara sebangsa. Siapapun yang di luar negaranya dan bangsanya dianggap sebagai out-group kendati ia memiliki aqidah Islamiyyah yang serupa dengan aqidahnya.

Maka wajarlah bilamana seorang Muslim yang menerima dengan sukarela apalagi dengan sungguh-sungguh faham Nasionalisme akan cenderung menjadi sulit menampilkan ideologi Islam sebagai identitas pertama dan utamanya. Ia akan cenderung mendegradasikan identitas Islamnya demi menjaga persatuan dan kesatuan dengan sesama ”anak bangsa” yang beraneka ragam latar belakang keyakinan dan agama. Dan orang seperti ini akan sulit untuk bisa memandang kaum muslimin di luar bangsanya sebagai saudara seiman yang harus lebih dia utamakan daripada saudara sebangsa dan setanah-airnya.

Padahal ketika sudah masuk liang lahat malaikat samasekali tidak akan menanyakan soal identitas bangsa jenazah. Tetapi jelas ia akan ditanya soal identitas agamanya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits di bawah ini:

فَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ فَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّيَ اللَّهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا دِينُكَ فَيَقُولُ دِينِيَ الْإِسْلَامُ

”Maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya, datang dua malaikat bertanya:”Siapa rabbmu?” Dia menjawab:”Rabbku Allah”, lalu :”Apa diin(agama)-mu?” Dia jawab:”Diin-ku Islam.” (HR Ahmad)

Ya. Allah, jadikanlah kami benar-benar ridha akan Islam sebagai agama, identitas dan ideologi kami tanpa perlu di embel-embeli dengan identitas dan ideologi lainnya. Ya Allah, kami yakin bahwa ajaranMu sudah sempurna dan lengkap.

رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا

“Aku ridha Allah sebagai Rabbku, Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sebagai Rasul dan Islam sebagai Agama.”

Sabtu, 20 Desember 2008

3 Langkah Menjadi Manusia Terbaik


dakwatuna.com - Ada hadits pendek namun sarat makna dikutip Imam Suyuthi dalam bukunya Al-Jami’ush Shaghir. Bunyinya, “Khairun naasi anfa’uhum linnaas.” Terjemahan bebasnya: sebaik-baik manusia adalah siapa yang paling banyak bermanfaat bagi orang lain.

Derajat hadits ini ini menurut Imam Suyuthi tergolong hadits hasan. Syeikh Nasiruddin Al-Bani dalam bukunya Shahihul Jami’ush Shagir sependapat dengan penilaian Suyuthi.

Adalah aksioma bahwa manusia itu makhluk sosial. Tak ada yang bisa membantah. Tidak ada satu orangpun yang bisa hidup sendiri. Semua saling berketergantungan. Saling membutuhkan.

Karena saling membutuhkan, pola hubungan seseorang dengan orang lain adalah untuk saling mengambil manfaat. Ada yang memberi jasa dan ada yang mendapat jasa. Si pemberi jasa mendapat imbalan dan penerima jasa mendapat manfaat. Itulah pola hubungan yang lazim. Adil.

Jika ada orang yang mengambil terlalu banyak manfaat dari orang lain dengan pengorbanan yang amat minim, naluri kita akan mengatakan itu tidak adil. Orang itu telah berlaku curang. Dan kita akan mengatakan seseorang berbuat jahat ketika mengambil banyak manfaat untuk dirinya sendiri dengan cara yang curang dan melanggar hak orang lain.

Begitulah hati sanubari kita, selalu menginginkan pola hubungan yang saling ridho dalam mengambil manfaat dari satu sama lain. Jiwa kita akan senang dengan orang yang mengambil manfaat bagi dirinya dengan cara yang baik. Kita anggap seburuk-buruk manusia orang yang mengambil manfaat banyak dari diri kita dengan cara yang salah. Apakah itu menipu, mencuri, dan mengambil paksa, bahkan dengan kekerasan.

Namun yang luar biasa adalah orang lebih banyak memberi dari mengambil manfaat dalam berhubungan dengan orang lain. Orang yang seperti ini kita sebut orang yang terbaik di antara kita. Dermawan. Ikhlas. Tanpa pamrih. Tidak punya vested interes.

Orang yang selalu menebar kebaikan dan memberi manfaat bagi orang lain adalah sebaik-baik manusia. Kenapa Rasulullah saw. menyebut seperti itu? Setidaknya ada empat alasan. Pertama, karena ia dicintai Allah swt. Rasulullah saw. pernah bersabda yang bunyinya kurang lebih, orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Siapakah yang lebih baik dari orang yang dicintai Allah?

Alasan kedua, karena ia melakukan amal yang terbaik. Kaidah usul fiqih menyebutkan bahwa kebaikan yang amalnya dirasakan orang lain lebih bermanfaat ketimbang yang manfaatnya dirasakan oleh diri sendiri. Apalagi jika spektrumnya lebih luas lagi. Amal itu bisa menyebabkan orang seluruh negeri merasakan manfaatnya. Karena itu tak heran jika para sahabat ketika ingin melakukan suatu kebaikan bertanya kepada Rasulullah, amal apa yang paling afdhol untuk dikerjakan. Ketika musim kemarau dan masyarakat kesulitan air, Rasulullah berkata membuat sumur adalah amal yang paling utama. Saat seseorang ingin berjihad sementara ia punya ibu yang sudah sepuh dan tidak ada yang merawat, Rasulullah menyebut berbakti kepada si ibu adalah amal yang paling utama bagi orang itu.

Ketiga, karena ia melakukan kebaikan yang sangat besar pahalanya. Berbuat sesuatu untuk orang lain besar pahalanya. Bahkan Rasulullah saw. berkata, “Seandainya aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi suatu kebutuhannya, maka itu lebih aku cintai daripada I;tikaf sebulan di masjidku ini.” (Thabrani). Subhanallah.

Keempat, memberi manfaat kepada orang lain tanpa pamrih, mengundang kesaksian dan pujian orang yang beriman. Allah swt. mengikuti persangkaan hambanya. Ketika orang menilai diri kita adalah orang yang baik, maka Allah swt. menggolongkan kita ke dalam golongan hambanya yang baik-baik.

Pernah suatu ketika lewat orang membawa jenazah untuk diantar ke kuburnya. Para sahabat menyebut-nyebut orang itu sebagai orang yang tidak baik. Kemudian lewat lagi orang-orang membawa jenazah lain untuk diantar ke kuburnya. Para sahabat menyebut-nyebut kebaikan si mayit. Rasulullah saw. membenarkan. Seperti itu jugalah Allah swt. Karena itu di surat At-Taubah ayat 105, Allah swt. menyuruh Rasulullah saw. untuk memerintahkan kita, orang beriman, untuk beramal sebaik-baiknya amal agar Allah, Rasul, dan orang beriman menilai amal-amal kita. Di hari akhir, Rasul dan orang-orang beriman akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa kita seperti yang mereka saksikan di dunia.

Untuk bisa menjadi orang yang banyak memberi manfaat kepada orang lain, kita perlu menyiapkan beberapa hal dalam diri kita. Pertama, tingkatkan derajat keimanan kita kepada Allah swt. Sebab, amal tanpa pamrih adalah amal yang hanya mengharap ridho kepada Allah. Kita tidak meminta balasan dari manusia, cukup dari Allah swt. saja balasannya. Ketika iman kita tipis terkikis, tak mungkin kita akan bisa beramal ikhlas Lillahi Ta’ala.

Ketika iman kita memuncak kepada Allah swt., segala amal untuk memberi manfaat bagi orang lain menjadi ringan dilakukan. Bilal bin Rabah bukanlah orang kaya. Ia hidup miskin. Namun kepadanya, Rasulullah saw. memerintahkan untuk bersedekah. Sebab, sedekah tidak membuat rezeki berkurang. Begitu kata Rasulullah saw. Bilal mengimani janji Rasulullah saw. itu. Ia tidak ragu untuk bersedekah dengan apa yang dimiliki dalam keadaan sesulit apapun.

Kedua, untuk bisa memberi manfaat yang banyak kepada orang lain tanpa pamrih, kita harus mengikis habis sifat egois dan rasa serakah terhadap materi dari diri kita. Allah swt. memberi contoh kaum Anshor. Lihat surat Al-Hasyr ayat 9. Merekalah sebaik-baik manusia. Memberikan semua yang mereka butuhkan untuk saudara mereka kaum Muhajirin. Bahkan, ketika kaum Muhajirin telah mapan secara financial, tidak terbetik di hati mereka untuk meminta kembali apa yang pernah mereka beri.

Yang ketiga, tanamkan dalam diri kita logika bahwa sisa harta yang ada pada diri kita adalah yang telah diberikan kepada orang lain. Bukan yang ada dalam genggaman kita. Logika ini diajarkan oleh Rasulullah saw. kepada kita. Suatu ketika Rasulullah saw. menyembelih kambing. Beliau memerintahkan seoran sahabat untuk menyedekahkan daging kambing itu. Setelah dibagi-bagi, Rasulullah saw. bertanya, berapa yang tersisa. Sahabat itu menjawab, hanya tinggal sepotong paha. Rasulullah saw. mengoreksi jawaban sahabat itu. Yang tersisa bagi kita adalah apa yang telah dibagikan.

Begitulah. Yang tersisa adalah yang telah dibagikan. Itulah milik kita yang hakiki karena kekal menjadi tabungan kita di akhirat. Sementara, daging paha yang belum dibagikan hanya akan menjadi sampah jika busuk tidak sempat kita manfaatkan, atau menjadi kotoran ketika kita makan. Begitulah harta kita. Jika kita tidak memanfaatkannya untuk beramal, maka tidak akan menjadi milik kita selamanya. Harta itu akan habis lapuk karena waktu, hilang karena kematian kita, dan selalu menjadi intaian ahli waris kita. Maka tak heran jika dalam sejarah kita melihat bahwa para sahabat dan salafussaleh enteng saja menginfakkan uang yang mereka miliki. Sampai sampai tidak terpikirkan untuk menyisakan barang sedirham pun untuk diri mereka sendiri.

Keempat, kita akan mudah memberi manfaat tanpa pamrih kepada orang lain jika dibenak kita ada pemahaman bahwa sebagaimana kita memperlakukan seperti itu jugalah kita akan diperlakukan. Jika kita memuliakan tamu, maka seperti itu jugalah yang akan kita dapat ketika bertamu. Ketika kita pelit ke tetangga, maka sikap seperti itu jugalah yang kita dari tetangga kita.

Kelima, untuk bisa memberi, tentu Anda harus memiliki sesuatu untuk diberi. Kumpulkan bekal apapun bentuknya, apakah itu finansial, pikiran, tenaga, waktu, dan perhatian. Jika kita punya air, kita bisa memberi minum orang yang harus. Jika punya ilmu, kita bisa mengajarkan orang yang tidak tahu. Ketika kita sehat, kita bisa membantu beban seorang nenek yang menjinjing tak besar. Luangkan waktu untuk bersosialisasi, dengan begitu kita bisa hadir untuk orang-orang di sekitar kita.

Mudah-muhan yang sedikit ini bisa menginspirasi.

SETETES AIR MATA CINTA


SETETES AIR MATA CINTA

Bukalah kedua matamu pada alam semesta ini maka kamu akan melihat indahnya keindahan. Bukalah hatimu untuk melihat rahasia-rahasia keindahan ini maka kamu akan melihat kehidupan ini berbunga-bunga. Selamilah kehidupan dalam sanubarimu maka kehidupan tersebut akan menjadi milikmu seluruhnya. Satukan hatimu padaku maka aku akan menyatukan akalku padamu. Berikan tanganmu kepadaku maka sungguh aku berharap dapat memberimu kehidupan yang damai lagi bahagia dengan seizin Allah. Bukalah dadamu, aku akan memenuhinya dengan kehangatan, cinta dan kejujuran. Bersamalah denganku supaya aku menjadi milikmu dan sebagaimana yang kamu cintai.Berikan kepadaku air mata yang akan menghidupkan hatimu dan menghibur jiwamu. Sebab air mata kita adalah tinta untuk berfikir. Ungkapan-ungkapan kita teguh diatas prinsip dan tangisan kita senantiasa berada diatas Manhaj. Bila kita menuntun hati kita dengan cinta kepada selain yang layak dicintai, maka kita kehilangan milik kita yang paling kita banggakan. Bila kita sedang mencari-cari tempat keberadaan cinta itu, sedangkan kita menyangka keberadaannya, sesungguhnya kita perlu untuk mencintai tapi tidak berlebih-lebihan, menyenangi tapi tidak berlebihan dan rindu tapi dengan pembatasan.

Hati adalah perbendaharaan yang hanya bisa dibaca oleh pemiliknya, dan ketenangan batin adalah cahaya yang bersinar dalam kegelapan, mata air yang memancar ditengah gurun pasir, dan perbendaharaan yang berada dalam rumah yang ditinggalkan pemiliknya. Berapa banyak waktu yang hilang demi cinta ? berapa banyak pikiran yang terkuras demi cinta ? kita tenggelamkan hari kita dalam huruf-huruf cinta !! Pecinta hidup diantara ingat dan lupa, pecinta tidak tahu antara tersambung dan terhalang, cinta membahagiakan dalam nama dan menyengsarakan dalam tulisan, indah dalam gambar dan buram dalam hakikat.

Cinta adalah mahkota tapi dari besi, harta benda tapi dari tanah, dan tambang tapi dari fatamorgana. Cinta apapun yang diklaim maka itu terbatas. Sebab hubungan antar manusia pada umumnya dibangun atas dasar kepentingan, meskipun keindahan itu bermacam-macam dan keanekaragaman itu indah. Setiap hati memiliki tabiat cinta yang mengalirkan manisnya kesenangan. Seandainya manusia bisa melihat hati orang-orang yang keras hatinya, niscaya mereka akan menemukan didalamnya cinta dan kasih sayang yang memancar, akan tetapi cinta dan kasih tersebut tumpah ditanah yang buruk.

Kebahagiaan apakah yang menyamai kebahagiaan dalam cinta ? kesuksesan akhir apakah yang menyamai cinta itu ?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata : ” Yang bermanfaat bagi hamba hanyalah cinta karena Allah terhadap manusia yang dicintai-Nya, seperti para nabi dan shalihin; karena mencintai mereka dapat mendekatkan diri kepada Allah serta cinta-Nya. Sedangkan mereka adalah orang-orang yang berhak mendapatkan cinta Allah. 1)

Jika hati hamba telah terpaut kepada Allah, maka ia mencintai segala yang mendekatkan diri kepadaNya serta semakin menambah kedekatan. Ia selamanya lebih mencintai Allah. Tiada cinta yang menyamai cinta tersebut. ia hanya mencintai Allah dan mencintai karena-Nya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah berkata : ” jika kamu mencintai seseorang karena Allah, maka sebenarnya Allah jualah yang kamu cintai. Setiap kali kamu mengilustrasikan-Nya dalam hatimu, maka kamu mengilustrasikan Kekasih yang sejati lalu kamu mencintainya, sehingga bertambahlah cintamu kepada Allah. Demikian pula ketika kamu mengingat Nabi Sholallahu Alaihi Wa Sallam dan para Nabi dan Rasul sebelumnya serta para sahabat mereka yang shalih, dan kamu mengilustrasikan mereka dalam hatimu, maka itu akan membawa hatimu kepada cinta Allah yang memberi nikmat kepada mereka, apabila kamu mencintai mereka karena Allah; sebab orang yang dicintai karena Allah akan membawa kepada Mahabbatullah (cinta Allah). Orang yang mencintai karena Allah, apabila mencintai seseorang karena Allah, maka Allahlah sebenarnya yang dicintainya; sebab dia senang kekasihnya membawanya kepada Allah. Masing-masing, baik orang yang mencintai karena Allah maupun orang yang dicintai karena Allah akan mengantarkan kepada Allah 2)